Kemerdekaan dan Kekatolikan Kita




Acapkali kebanyakan orang Katolik ‎memiliki sikap eksklusif sekaligus minder. Namun, saya mendapati tidak semuanya demikian. Masih ada kok, orang Katolik yang memasyarakat, yang terlibat, yang selalu percaya diri dan energik. Saya sebutkan beberapa nama, misalnya Profesor Maria Farida Indrati (Hakim Mahkamah Konstitusi), Ignasius Jonan (Direktur PT KAI), Johanes Danang Widoyoko (mantan Koordinator ICW, kini sedang menempuh studi doktoral di Australia), FX Hadi Rudyatmo (Walikota Solo), dan Hermawi Fransiskus Taslim (karib Presiden Gusdur).

‎Secara historis, umat Katolik berjuang bersama umat lainnya dalam mewujudkan kemerdekaan NKRI. Indonesia adalah rumah bersama bagi semua golongan, tanpa diskriminasi. BPUPKI telah merumuskan Piagam Jakarta yang menjadi pembukaan UUD: "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk~pemeluknya." Rancangan UUD itu akan disahkan dengan persidangan PPKI. Namun, sehari sebelumnya sekelompok pemuda Kristiani dari Indonesia timur mendatangi Bung Hatta dan menyatakan tak akan bergabung dengan NKRI. Akhirnya, rancangan UUD tersebut direvisi sehingga Pembukaan UUD berbunyi dan tertulis seperti sekarang. 

Orang Katolik hendaknya memiliki spiritualitas In Nomine Jesu (Dalam Nama Yesus) untuk mengabdi pada Gereja & Negara. Soegija, pahlawan nasional sekaligus uskup orang Indonesia pertama, menandaskan, "Tugas umat Katolik ialah ikut membuat Indonesia yang baik dihadapan Tuhan dan manusia." Bahkan, Soegija secara ekstrim mengatakan bahwa membaptisi orang itu bukan tugasmu, melainkan tugas Roh Kudus. 

Bekerja untuk kebaikan Gereja dan Negara adalah ibadah yang amat mulia. Sekitar dua minggu lalu saya bertemu Ignasius Jonan di stasiun Gambir. Kita sempet ngobrol cukup lama bahkan hingga dini hari sebab kita baru  bertemu sekitar pukul12 malam. Jonan tipe orang Katolik yang eksentrik namun penuh empati. 

Sedikit ilustrasi tentang sosok Jonan yang mungkin bisa menjadi inspirasi bagi kita. Pada sebuah malam di hotel mulia Jakarta, di acara resepsi ulang tahun ke~14 Harian Rakyat Merdeka. Politisi dari berbagai partai hadir di situ. Para menteri tumplek blek seperti akan sidang kabinet di malam hari itu. Bahkan, Presiden SBY juga hadir di forum tersebut.

Pada acara yang bergengsi itu, Jonan naik ke atas panggung bersama empat tokoh lain untuk menerima penghargaan. Ia terpilih meraih penghargaan kategori Golden Action. Artinya tokoh yang jadi panutan, seorang yang tidak banyak bicara tapi lebih penting banyak kerja. Jonan telah berhasil merevolusi sistem PT KAI. 

Dirgahayu ke~69 NKRI! ‎Mari kita mengheningkan cipta bagi Indonesia tercinta.  

Jakarta, 17 Agustus 2014
Benny Sabdo
Penulis Buku Tokoh Katolik Indonesia




 

0 Response to "Kemerdekaan dan Kekatolikan Kita"

About Us | Privacy Policy | Terms of Use | Contact Us